


Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Sejumlah warga Kampung Parung Bingung, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoran Mas mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih lantaran sejak beberapa pekan terakhir sebagai dampak dari musim kemarau yang tak kunjung berakhir.
Suryani, salah satu warga RT 03/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), mengaku sudah lebih dari dua pekan terpaksa harus meminta air dengan para tetangga lantaran kran air dirumahnya tak lagi mengeluarkan air.
“Awalnya air menyusut, aliran air dari kran mengecil tapi lama kelamaan sama sekali tidak ada air mengalir, untuk keperluan sehari hari saya terkadang terpaksa minta dengan tetangga,” keluh Suryani.


Syarifuddin juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih padahal kata dia sumber air yang digunakan merupakan air sumur yang jarang sekali kering meski diterpa musim kemarau.
“Keluarga saya pakai mesin air yang sumber air nya ngambil dari sumur, sehubungan debit air di sumur kami menyusut maka kami harus menyambung pipa paralon agar air bisa mengalir ke Toren penampungan air,” tutur Pudin sapaan akrab Syarifuddin.
Terpisah, Marsan yang juga merupakan warga. RT 03/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), bahkan mengaku terpaksa menambah kedalaman sumur untuk mendapatkan air.
“Biasa kalau lagi musim kemarau agak lama, air sumur pasti menyusut dan jika penyusutan air sumur terus terjadi, terpaksa kami harus menambah kedalaman sumur dengan menggali lagi tanah didasar sumur,” tandasnya.
Meski sangat merasa sangat repot dengan langkanya air bersih akibat terdampak musim kemarau panjang, namun warga mengaku hanya bisa pasrah dan berharap hujan musim kemarau segera berlalu sehingga warga tidak lagi mengalami kesulitan air bersih.
“Semoga musim kemarau segera berlalu, karena kabarnya diwilayah lain sudah ada hujan tapi kok di Parung Bingung masih belum juga turun hujan,” pinta Madalih salah satu warga Parung Bingung.
Tak hanya warga Parung Bingung, musim kemarau berkepanjangan juga dikeluhkan oleh sejumlah petani di wilayah Kelurahan Grogol dan Krukut, dan Kelurahan Limo.
“Kalau lagi musim kemarau kayak sekarang, kami para petani memang relatif lebih capek lantaran harus mengangkut air lebih jauh karena air dari irigasi sangat sedikit dan tak cukup untuk menyiram tanaman kami,” keluh Jajang salah satu petani sayur mayur di wilayah Kelurahan Limo. n Asti Ediawan

