


Cinere | jurnaldepok.id
Kemarau panjang yang melanda wilayah Jabodetabek berdampak terhadap penyusutan cadangan air bawah tanah, akibatnya sejumlah situ dan danau mengalami kekeringan tak terkecuali Situ Cinere yang sudah mengering sejak sepekan terakhir.
Mengeringnya air di Situ Cinere tak hanya membuat pengunjung berkurang, namun omzet para pedagang makanan dan minuman yang biasa mangkal dikawasan wisata air dan kuliner diwilayah RW 04 Kelurahan Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere, perbatasan dengan DKI Jakarta ini ikut mengalami penurunan drastis.
Kepada Jurnal Depok, pedagang rokok asongan, Sukiman mengaku dalam dua pekan terakhir pengunjung Situ Cinere berkurang drastis lantaran siti tak lagi indah sejak mengering mulai pertengahan bulan September silam.

“Waktu situ masih banyak airnya, banyak orang yang datang berkunjung dan untuk melihat keindahan situ, tapi setelah situ kering praktis tak ada lagi orang yang datang untuk sekedar nongkrong di tepi situ, makanya sekarang saya jarang berjualan di sekitar situ,” kata Sukiman.
Keluhan senada dilontarkan Mimin, pedagang kopi yang biasa mangkal ditepi Situ Cinere.
“Sekarang jualan kopi disini sepi karena pengunjung situ nyaris tidak ada, dan saya hanya berharap dari para pengguna jalan yang mampir sejenak untuk minum kopi,” ujar Mimin kepada Jurnal Depok, kemarin.
Terpisah, Lurah Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere, Tarmuji membenarkan kondisi Situ Cinere sudah mengering sejak dua pekan silam bahkan kata dia pengurus lingkungan RW 04 komplek perumahan angkatan laut telah mengusulkan pengerukan tanah di kawah situ dengan harapan dapat memicu munculnya air dari dasar situ.
“Ya betul waktu itu ada usulan dari pengurus lingkungan RW 04 untuk mengeruk situ tapi perlu diketahui bahwa Situ Cinere merupakan situ buatan yang hanya mendapatkan suplay air dari curah hujan dan air buangan dari lokasi sekitar situ dan tidak ada sumber mata air dari dasar situ itu artinya biarpun dasar kawah digali tidak mungkin akan ada air keluar,” papar Tarmuji.
Terkait hal itu, Dia meminta kepada warga untuk bersabar menunggu curah hujan turun karena hal serupa memang selalu terjadi pada saat musim kemarau panjang.
Lebih rinci dia menjelaskan, sebelum dibuat situ, lahan yang terletak dekat Jalan Puncak itu merupakan sawah dan saat pembebasan tanah sebagian lahan dibangun perumahan dan sebagian untuk lahan fasos fasum.
“Dulu tanah itu sawah milik masyarakat dan setelah dibebaskan oleh pengembang dibuatlah situ buatan dilokasi itu, makanya saat musim kemarau panjang situ pasti mengering dan nanti akan kembali muncul air saat musim penghujan tiba,” tandasnya.
Pantauan Jurnal Depok, melihat hampir semua permukaan situ sudah mengering bahkan di bagian pinggir situ sudah tumbuh rumput lantaran sudah mengalami kekeringan sejak dua bulan silam. n Asti Ediawan

