


Margonda | jurnaldepok.id
Penanganan percepatan stunting di Kota Depok sudah mencapai target nasional dengan posisi 12, 6 persen.
Demikian dikatakan Ketua Pokjanal Posyandu Kota Depok, Supian Suri saat membuka kegiatan Forum Grup Discusion (FGD) Evaluasi Impelementasi Percepatan Penanganan Stunting di Aula Bappeda Kota Depok.
Dia mengatakan, berbicara tentang prestasi ini tidak lepas dari laporan serta semua pihak termasuk peran serta stakholder.

“Karena kami pemerintah dalam hal ini tidak akan mungkin bisa berdiri sendiri, tidak akan bisa jalan sendiri dan untuk itu sangat diperlukan kerjasama,” ujarnya, kemarin.
Dikatakannya, sangat dibutuhkan dukungan dari semua pihak dan dirinya menyadari perjalanan terhadap keberhasilan itu.
“Tidak tepat juga dari kolaborasi yang kami bangun dan kami berharap kerja-kerja baik ini kolaborasi ini bisa terus kami turunkan kepada anak-anak cucu kita. Generasi ke belakang kalau hari ini Depok dalam hal ini menjadi peringkat kedua terbaik di Jawa Barat dalam penanganan percepatan stunting,” jelasnya.
Walaupun target nasional 14 persen, untuk stunting di tahun 2024 sudah lebih atau sudah mencapai target nasional termasuk Jawa Barat.
Di lokasi sama Kepala Bappeda Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting balita Depok adalah 12,6 persen.
“Saat ini Kota Depok berada diurutan kedua terendah di Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan dibawah target nasional 14 persen. Namun secara perhitungan elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 2022 prevalensi stunting Kota Depok mengalami penurunan,” tandasnya.
Selain itu, lanjut Dadang, TPPS Kota Depok menggandeng lembaga zakat, infaq, dan sadaqah untuk turut andil dalam upaya penanganan stunting dengan melakukan pendampingan terhadap baduta dan balita stunting dari sisi pemulihan gizi.
“Kemudian membentuk startup stunting dengan melibatkan remaja dan pemuda yang memiliki inovasi dalam menyelesaikan masalah stunting. Lalu beberapa lembaga akademisi melaksanakan bentuk pengabdian masyarakat di wilayah yang menjadi lokus stunting,” jelasnya.
Dadang menyebut, DP3AP2KB bersama Forum Genre juga sudah melakukan edukasi tutor sebaya, pendampingan minum tablet tambah darah dan pencegahan pernikahan usia dini.
Serta Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan beberapa intervensi spesifik dalam layanan Kesehatan, dan Perangkat Daerah lainnya yang memberikan intervensi sensitive di dalam 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting.
“Dengan tagline anak sehat keluarga bahagia, harapannya stunting bisa terkendali dan turun. Serta Depok zero stunting dapat terwujud,” pungkasnya. n Aji Hendro

