Tes VL HIV Dinilai Terlalu Mahal, JIP Minta Pemerintah Daerah Alokasikan APBD

23
ilustrasi

Margonda | jurnaldepok.id
Dalam upaya mengakselerasi keberhasilan program penanggulangan HIV AIDS diperlukan adanya pelaksanaan Tes Viral Load dalam akselerasi upaya Ending AIDS pada 2030.

Advocacy Specialist pada Jaringan Indonesia Positif (JIP), Timotius Hadi dalam Media Brief bertemakan “Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanggulangan HIV 95-95-95 mengatakan penganggaran APBD daerah untuk dapat mendukung program nasional dalam penanggulangan HIV stigma dan diskriminasi masih menjadi tantangan terbesar dalam penanggulangan HIV di Indonesia.

Timotius Hadi menjelaskan, pemerintah berkomitmen untuk mengakhiri AIDS di tahun 2030 (Ending AIDS 2030) yang merujuk pada komitmen global dengan menggunakan indikator 95-95-95 meliputi testing HIV, pengobatan ARV dan terapi ARV.

Hal itu telah tertuang dalam Peraturan Kementerian Kesehatan RI Nomor 23 tahun 2022 tentang penanggulangan HIV dan IMS.

“Berdasarkan indikator di atas, Pemerintah Indonesia perlu meningkatkan angka cakupan tes HIV, angka pengobatan ARV dan tes VL untuk mengakselerasi keberhasilan program penanggulangan HIV,” ujarnya.

Dia merinci, berdasarkan hasil yang dipaparkan Kementerian Kesehatan RI per Desember 2022, cakupan dari indikator tersebut barulah 81 persen (indikator pertama), 42 persen (indikator kedua) dan 20 persen (indikator ketiga).

Dia menambahkan, kesulitan dalam mengakselerasi tes VL diakibatkan distribusi reagent yang tidak merata. Sehingga, pembagian dari petugas di lapangan bersifat subyektif.

“Kadang yang rajin datang ambil obat dan sudah lama, justru tidak kebagian. Padahal tujuan tes ini kan untuk melakukan monitoring,” paparnya.

Dari sisi pembiayaan, kata dia, tes tersebut masih dirasa sangat mahal apabila dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara.

Berdasarkan catatannya, harga tes VL di Indonesia masih yang termahal diantara negara lain di Asia Tenggara.

“Untuk keberlanjutan program, pemerintah diharapkan dapat menambah jumlah kuota tes HIV di layanan kesehatan dan menekan pembiayaan tes VL HIV agar lebih terjangkau dengan pembebanan biaya VL melalui BPJS atau melalui dukungan pendanaan APBD daerah,” pungkasnya. n Aji Hendro

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here