Pemkot Depok Antisipasi Lonjakan Penderita ISPA, RSUD Catat Sudah Ada 23 Pasien Selama 1 Bulan

66
Tampak depan RSUD KISA di wilayah Sawangan.

Margonda | jurnaldepok.id
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melakukan berbagai upaya untuk menangani lonjakan kasus infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Depok akibat polusi udara.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi dengan mempersiapkan obat-obatan semuanya dinaikan termasuk pelayanan kesehatan. Dirinya juga mengimbau agar masyarakat khususnya anak-anak tetap di rumah saja jika tidak ada kegiatan yang penting.

Selain itu, pihaknya juga berupaya agar indeks pencemaran udara tidak meningkat dengan gencar melakukan penanaman pohon.

“DLHK melakukan penanaman pohon lebih gencar, khususnya daerah-daerah yang transportasi relatif lebih padat dan lebih banyak itu harus diantisipasi,” katanya.

Dia menambahkan, Pemerintah Kota Depok memiliki indikator tersendiri dalam menilai kualitas udara di wilayahnya.

Sistem perhitungan mengacu pada Air Quality Monitoring System (AQMS) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melihat perkembangan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dan kualitas udara kota.

Dalam sistem perhitungan tersebut, kualitas udara Kota Depok dalam kategori Sedang, artinya tingkat kualitas udara masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.

“Kami selalu pakai alat yang sudah diberikan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengukur udara di Depok yang sampai sekarang memang dalam kondisi Sedang. Bahkan kemarin pagi kondisinya Baik,” paparnya.

Sementara itu, dari data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada, Senin (28/08/23) menunjukkan, kualitas udara di kota berjuluk Sejuta Maulid ini di angka 46|PM2.5 yang artinya Baik.

Terpisah, Direktur RSUD KISA Kota Depok, Devi Maryori mengatakan, hasil diagnosis para pasien yang berobat ke RSUD bukan semata-mata terkena Ispa.

“Keluhannya Ispa itu diagnosis FKTP Puskesmas, jadi kalau ke RSUD diagnosisnya pasti berbeda untuk pasien BPJS,” jelasnya.

Dikatakannya, pasien yang dirawat di RSUD pada umumnya bukan penderita Ispa Tunggal.

“Tapi ada penyakit utamanya seperti DBD, Typoid, Gastro Enteritis atau diare, anemia dan lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk di Agustus ini tercatat ada 23 pasien.

“Kalau Ispa murni tidak dirawat, hanya ditatalaksanakan rawat jalan di puskesmas saja,” pungkasnya. n Aji Hendro | Rahmat Tarmuji

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here