


Pancoran Mas | jurnaldepok,id
Pemerintah Kota Depok bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Polres Metro Depok besok, Sabtu (05/08/23) akan kembali menerapkan kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Nusantara.
Hal itu dilakukan setelah pihak terkait melakukan sosialisasi kepada warga dan pengguna jalan serta belum dicabutnya kebijakan SSA oleh Pemkot Depok.
“SSA itu belum pernah kami cabut, karena kemarin itu kan ada pembangunan underpass di Jalan Dewi Sartika maka dihentikan sementara. Nanti (besok,red) kami akan berlakukan lagi,” ujar Zamrowi, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok.

Sementara itu, warga yang menjadi korban SSA di Jalan Nusantara, Kelurahan Depokjaya, Pancoran Mas, akan menutup jalan alternatif.
“Ya, saat ujicoba SSA pada Sabtu (05/08/23) besok, warga kami akan kembali menutup jalan alternatif Nusantara,” ujar salah satu tokoh masyarakat Depokjaya, Eka Hendrayana, kemarin.
Dia mengatakan, jika ujicoba SSA dilakukan pada, Sabtu (05/08/23) maka kendaraan dari arah selatan menuju ke utara akan melintasi jalan alternatif. Jalan yang dilintasi kendaraan bermotor seperti jalan Nanas, Manggis, Jeruk dan jalan lainnya.
“Akibatnya di lingkungan kami akan terganggu dengan kebisingan kendaraan yang melintas,” katanya.
Sebagai antisipasi kebisingan maka warga akan kembali menutup jalan alternatif SSA agar tidak bisa dilalui kendaraan bermotor.
“Warga di Depokjaya tetap menolak SSA di Jalan Nusantata Raya,” tegasnya.
Dia mengatakan, alasan-alasan penolakan SSA sudah disampaikan oleh warga salah satunya menimbulkan kecelakan lalu lintas.
“Selama diberlakukannya SSA di Jalan Nusantara kerap terjadi kecelakan lalu lintas dan sebaliknya saat dua arah tidak ada kecelakaan,” ungkapnya
Ketua RW 03 Kelurahan Depok Jaya, Nuryadin menambahkan, sebaiknya kebijakan tidak sepihak dan semestinya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu.
Dikatakannya, tahun 2017 penerapan SSA berlangsung gaduh dan warga sempat demo membawa keranda karena banyak korban saat penerapan SSA.
“Dengan adanya SSA di Jalan Nusantara maka akan menimbulkan sirkuit kendaraan berkecapatan tinggi, apalagi pada waktu malam bahkan dijadikan ajang balap liar. Tiba-tiba kami dengar di HT ada kecelakaan di Jalan Nusantara,” tandasnya.
Jika sudah ada ujicoba, kata dia, maka akan diterapkan oleh Pemkot Depok.
“Kami pernah mengajukan lampu trafic light untuk penyeberang depan Al Mujahirin, dan garis kejut di zona sekolah, namun engak diberikan. Warga pernah jadi korban SSA, dan saat kejadian tidak ada pihak Pemkot Depok yang empati,” katanya.
Ia menambahkan, warga pernah meminta kajian lalu lintas pada waktu itu tapi tidak diberikan. Dibidang ekonomi, sambungnya, penurunan pengunjung di Pasar Depok Jaya dan pernah melakukan survei kepada pedagang dengan tegas mereka menolakya.
“Kami di warga Depokjaya satu kata menolak SSA di Jalan Nusantara. Warga sudah memasang spanduk di Jalan Nusantara yang berisikan penolakan SSA,” pungkasnya. n Aji Hendro

