


Margonda | jurnaldepok.id
Pemerintah Kota Depok kembali bertekad untuk menekan angka stunting yang endingnya mampu nol kasus atau zero stunting.
Hal itu tertuang dalam komitmen bersama di acara Rembuk Stunting Tahun 2023 dengan tema Optimalisasi Pangan Lokal dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting. Acara dibuka oleh Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono serta dihadiri Komandan Kodim (Dandim) 0508/Depok, Letkol Infanteri (Inf.), Totok Prio Kismanto dan perwakilan perangkat daerah.
“Kita harus berkolaborasi untuk mengatasi stunting, karena di pusat semua kementerian sudah ikutan, maka seluruh stakeholder dibawah Kementerian PMK, Kementerian Kesehatan dan BKKBN, ingin ikut menangani stunting,” ujar Imam dalam sambutannya, Selasa (04/07/23).

Ia menambahkan, kolaborasi itu tak lain untuk menghasilkan generasi yang sehat, cerdas dan kuat.
Dikatakannya, pada 2022 angka prevalensi stunting Kota Depok 12,6 persen menurut SSGI, dibawah target nasional 2024 yang dicanangkan 14 persen.
“Jadi Depok masih bagus. Sedangkan berdasarkan EPPGBM prevalesni dari balita stunting 3,4 persen atau sebanyak 3.637. Setelah dibandingkan dengan data DTKS maka diperoleh data balita stunting sebanyak 2.735 non DTKS. Artinya bukan hanya warga miskin saja yang bisa terkena stunting namun warga menangah ke atas pun ada yang stunting,” paparnya.
Lebih lanjut Imam mengatakan, untuk melakukan intervensi terhadap pencegahan stunting, telah diterbitkan Perwal Kota Depok Nomor 99 Tahun 2022 tentang percepatan penurunan stunting di Kota Depok.
“Salah satu indicator kota sehat adalah menurunnya prevalensi stunting di Depok. 2023 telah disusun intervensi yang akan dilaksanakan oleh tim percepatan penurunan stunting. Dengan begitu harapan Depok zero stunting akan terwujud,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji

