Khutbah Jumat: Tiga Tanda Orang Boros

194
KH Syamsul Yakin

Oleh: KH Syamsul Yakin
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Kota Depok

Menurut seorang pemuka tabiin berdarah Persia, yakni Wahab bin Munabbih, tanda orang boros itu ada tiga. Pernyataan ahli sejarah yang hidup pada masa Utsman bin Affan ini dibukukan oleh Abu Nuaim al-Ashfahani, seorang ulama madzhab Syafii yang juga berdarah Persia, dalam bukunya yang terkenal dan fenomenal, yakni Hilyatul Aulia wa Thabaqatul Ashfiya.

Tanda orang boros yang pertama adalah dia sering membeli barang yang dia tidak butuhkan. Artinya, belanja didasarkan pada hobi. Bukan berdasarkan pada kebutuhan yang sudah direncanakan. Akhirnya barang belanjaan menumpuk di rumah, tidak digunakan. Bahkan banyak yang tidak dibuka kemasannya. Bisa jadi karena lupa pernah membeli barang tersebut. Atau karena tidak dibutuhkan sehingga tidak tersentuh berbulan-bulan. Jelas perilaku boros ini merugikan.

Tentang hal ini, Allah mewanti-wanti, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan” (QS. al-Isra/17: 26-27). Yang dimaksud “boros” pada ayat di atas, menurut pengarang Tafsir Jalalain, adalah membelanjakan harta bukan dalam rangka taat kepada Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan “saudara-saudara setan” adalah berjalan pada jalan setan.

Pelaku boros selain akan menjadi teman-teman setan, termasuk juga sebagai tiga perbuatan yang dimurka Allah. Dalam penggalan hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Nabi mengingatkan, “Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta” (HR. Muslim). Hobi belanja masuk dalam kategori membuang-buang harta. Padahal banyak di luaran yang membutuhkan harta yang dibuang-buang tersebut.

Tanda orang boros yang kedua adalah melahap makanan melebihi porsinya. Inilah yang disebut makan dengan hati, hanya menuruti keinginan nafsu, bukan untuk kesehatan dan agar mampu tegak berdiri ibadah. Makan seharusnya dengan kepala. Artinya dengan mempertimbangkan porsi, nutrisi, dan kondisi. Bagi yang sudah berumur sebaiknya menghindari pedas, santan, dan asin. Minuman yang dikonsumsi juga tidak manis dan dingin, tapi tawar dan hangat.

Secara praksis, saat makan hendaknya menggunakan satu tangan, yakni tangan kanan. Seperti wejangan Nabi yang bersumber dari Ibnu Umar, “Jika salah seorang di antara kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Jika minum, minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan itu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri” (HR. Muslim). Umumnya orang yang berlebihan makan dengan kedua tangan.

Secara tegas, al-Qur’an mengatur mengenai etika makan minum, “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. al-A’raf/7: 31). Terkait hal ini, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengungkap bahwa Allah menghalalkan makan dan minum sepanjang dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak untuk menyombongkan diri.

Tanda orang boros yang ketiga adalah memakai pakaian megah, mewah, dan mahal. Padahal fungsi berpakaian adalah untuk memenuhi unsur etika, estetika, dan kesehatan. Bukan untuk kemegahan, kemewahan, dan kesombongan. Nabi menginstruksikan, “Makanlah, minumlah, bersedekahlah dan berpakaianlah selama tidak diiringi dengan sikap berlebih-lebihan dan kesombongan” (HR. Bukhari).

Saatnya meninggalkan pakaian megah, mewah, dan mahal kendati kita mampu membelinya. Inilah balasannya, seperti yang Nabi sabdakan, “Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (yang bagus dan mahal) karena tawadhu kepada Allah padahal ia mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat nanti di hadapan seluruh makhluk dengan memberinya pilihan perhiasan iman mana saja yang dia suka untuk dipakai” (HR. Turmudzi).

Demikianlah tiga indikasi orang boros yang harus kita hindari.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here