Khutbah Jumat: Balasan Kebaikan

76
KH Syamsul Yakin

Oleh: KH Syamsul Yakin
Wakil Ketua MUI Depok

Balasan berbuat baik, secara umum diungkapkan Allah, misalnya, “Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka bagi¬nya (pahala) yang lebih baik dari pada kebaikannya itu” (QS. al-Qashash/28: 84). Pertanyaannya, seperti apakah secara rinci balasan kebaikan itu di dalam al-Qur’an?

Dalam al-Mawaidz al-Ushfuriyah dikutip riwayat dari Abdullah bin Umar ketika turun surah al-Zalzalah/94 ayat 7, yakni “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”. Diceritakan Nabi bersabda, “Aku meminta, Ya Tuhanku balasan ini untuk umatku kecil”.

Lalu Allah menjawab, “Jika kamu anggap kecil balasan ini, maka ada satu kebaikan dibalas dengan dua kebaikan”, seperti firman Allah, “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka” (al-Qashash/28: 54).

Diceritakan Nabi bersabda, “Aku meminta, Ya Tuhanku balasan ini untuk umatku kecil”. Lalu Allah menjawab, “Kalau begitu, satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh yang serupa”, sebagaimana firman Allah, “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya” (QS. al-An’am/6: 160).

Diceritakan Nabi bersabda, “Aku meminta, Ya Tuhanku balasan ini untuk umatku juga kecil”. Lalu Allah menjawab, “Kalau begitu, satu kebaikan akan dibalas dengan 700 kebaikan”, seperti firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. al-Baqarah/2: 261).

Setelah itu, Nabi memohon lagi, “Ya Tuhanku, tambahkan lagi untuk umatku”. Lalu turun ayat ini, “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak” (QS. al-Baqarah/2: 245).

Nabi memohon lagi, “Ya Tuhanku, tambahkan lagi untuk umatku”. Kemudian turun ayat ini, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. al-Zumar/39: 10). Bagi pengarang Tafsir Jalalain, yang dimaksud dengan “tanpa batas” pada ayat ini adalah tanpa menggunakan takaran dan timbangan lagi.

Semua balasan kebaikan di atas, tersimpul dalam sabda Nabi, “Sesungguhnya Tuhan kalian adalah Maha Penyayang. Barangsiapa berniat melakukan suatu kebaikan, lalu ia tidak mengerjakannya, dicatatkan baginya pahala satu kebaikan; dan jika ia mengerjakannya, maka dicatatkan baginya sepuluh pahala kebaikan sampai tujuh ratus pahala kebaikan hingga lipat ganda yang sangat banyak” (HR. Bukhari).

Sementara itu, Imam Suyuthi menuturkan bahwa sedekah itu ada empat tingkat, tingkat pertama akan diganti dengan sepuluh kebaikan, yakni sedekah kepada orang yang sehat secara fisik, tingkat kedua akan diganti dengan 90 kebaikan, yakni sedekah kepada orang buta dan tertimpa musibah, tingkat ketiga akan diganti dengan 700 kebaikan, yakni sedekah kepada kerabat yang membutuhkan, tingkat keempat akan diganti dengan 100.000 kebaikan, yakni sedekah kepada kedua orangtua, tingkat kelima akan diganti dengan 900.000 kebaikan, yakni sedekah kepada ulama atau ahli fikih, demikian seperti dikutip Syaikh Nawawi Banten dalam Nashaihul Ibad.*

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here