


Margonda | jurnaldepok.id
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengungkapkan, penyesuaiam harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah diprediksi berpotensi pada kenaikan harga kebutuhan pokok, peningkatan inflasi, pengangguran dan kemiskinan.
Namun begitu, Idris meyakini penyesuaian harga BBM yang dilakukan pemerintah saat ini, bertujuan untuk mengurangi subsidi yang menjadi beban APBN dan untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan.
“Inflasi Kota Depok pada Agustus 2021 hingga Agustus 2022 sebesar 5,30 persen, dan diprediksi akan mengalami peningkatan menjadi 7 persen. Semoga tidak terjadi. Kelompok yang terdampak lebih besar pada kelompok masyarakat miskin, UMKM, pekerja, dunia transportasi dan lain-lain,” ujarnya, Senin (12/09).

Untuk penanganan dampak penyesuaian harga BBM, lanjut Idris, pemerintah telah menggulirkan sejumlah kebijakan, di antaranya BLT BBM untuk kelompok sasaran warga miskin yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial.
“Pemerintah juga telah memberikan arahan kepada pemerintah daerah melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 134 Tahun 2022 Tentang Belanja Wajib Dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022,” jelasnya.
Dikatakannya, terdapat empat poin utama dalam penanganan dampak penyesuaian harga BBM di Kota Depok. Pertama, program Kartu Depok Sejahtera (KDS) serta intervensi bantuan sosial sebesar Rp150.000 selama tiga bulan untuk 1.000 sasaran PPKS, 500 sasaran PSKS serta 500 sasaran disabilitas dan lansia.
Selain itu juga sedang direncanakan untuk penyedia layanan transportasi, terutama sopir dan ojek serta kelompok sasaran lainnya.
“Kedua, Pemerintah Kota Depok menggulirkan operasi pasar murah di beberapa titik dimana banyak warga miskin,” katanya.
Ketiga, sambung Idris, ada pula beberapa kegiatan pemberdayaan di antaranya pembinaan wirausaha baru (WUB), start up dan perempuan pengusaha, pembinaan PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga), beragam pelatihan ketenagakerjaan, urban farming untuk ketahanan pangan keluarga dan usaha lainnya yang bisa diakses oleh warga.
“Keempat atau yang terakhir, menggerakan kembali program D’SABER atau Depok Sedekah Bersama,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji

