


Margonda | jurnaldepok.id
Meskipun belum dikeluarkan kebijakan resmi, namun sopir angkutan di Kota Depok sudah menaikan tarif untuk menutupi setoran atau biaya operasional paska kenaikan harga BBM.
Hariyanto, sopir angkot D 06 Terminal Depok-Simpangan mengatakan, rata-rata sopir angkot sudah menaikan tarifnya.
“Pas BBM diumumkan naik, besok harinya mau enggak mau tarif kami juga naikin,” ujarnya, kemarin.

Dia menambahkan, kenaikan tarif bervariasi mulai ada yang 1.000 hingga 2.000 dilihat dari jarak penumpang naik dan turun. Namun begitu, saat ini mereka masih menunggu kebijakan pemerintah terkait tarif baru yang akan diberlakukan setelah kenaikan harga BBM.
“Kalau kami enggak taikin, ya bisa enggak nutup setoran,”katanya.
Sopir D 09 Pasar Pucung-Terminal Depok, Karsono menambahkan, tarif angkot sudah dinaikan. Tarif lama biasanya Stasiun Depok-Pasar Pucung Rp 6. 000 kini naik menjadi Rp 8.000.
“Sementara tarif untuk pelajar jarak dekat Rp 3.000, jarak jauh Rp 5.000. Untuk saat ini penumpang tidak ada yang protes akan kenaikan tarif, mungkin mereka sudah memahaminya,” ungkapnya.
Sopir angkot trayek 06 jurusan Terminal Depok-Simpangan-Terminal Jatijajar, Nasir mengatakan, setelah 30 tahun dirinya menjadi sopir angkot, baru kali ini dirinya mengalami kondisi yang sangat berat.
“Waktu awal pandemi memang berat, tetapi tidak seberat saat ini,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, bahwa saat ini para sopir angkot di Kota Depok tengah dilema menunggu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
“Hingga kini belum ada edaran resmi dari pemerintah untuk menaikan tarif, sehingga kami dilema dan masih menunggu,” jelasnya.
Dirinya meminta agar pemerintah segara mengelaurkan kebijakan tarif angkot terbaru, sebagai sebuah solusi dari dampak kenaikan BBM. Nasir menjelaskan, sebelum kenaikan harga BBM biasanya dalam sehari dia membeli bensin seharga Rp 100 ribu.
“Yang biasanya dalam sehari beli bensin Rp 100 ribu, kini bisa mencapai Rp 130 hingga Rp 140 ribu. Begitu pun dengan setoran yang naik sekitar 20 persen. Sudah jatuh tertimpa tangga,” tukasnya.
Dirinya berharap agar pemerintah dapat segera mengeluarkan kebijakan tarif baru untuk angkot.
“Kami meminta segera dikeluarkan kebijakan baru untuk tarif angkot, karena kalau seperti ini menyusahkan kami,” katanya.
Sementara itu, perusahaan otobus (PO) sudah menaikan tarif tiket sebagai imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Penanggung Jawab PO Sinar Jaya Terminal Jatijajar, Bambang Heryono menjelaskan, penyesuaian harga tiket sudah diberlakukan setelah satu hari kenaikan harga BBM.
“Harga BBM naik di tanggal 3, tanggal 4 kami mulai menyesuaikan tarif sesuai aturan dari manajemen,” ucapnya.
Dirinya menjelaskan untuk tarif tiket saat ini naik berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu untuk satu kali perjalanan.
“Karena ada penambahan biaya operasional sehingga tarif tiket kami naikan. Untuk kelas bisnis AC naik Rp 10 ribu untuk satu tiketnya, dan eksekutif naik Rp 20 ribu per tiket,” jelasnya.
Agen PO Gunung Harta, Gareng menjelaskan, bahwa pihaknya juga telah menaikan harga tarif bus.
“Saya rasa semua juga telah melakukan penyesuaian harga, kalau kami untuk kelas VIP naik Rp 20 ribu per tiketnya dan kelas eksekutif naik Rp 30 ribu,” pungkasnya. n Aji Hendro

