Kasus Pelecehan Terhadap Santri, Pihak Pondok Pesantren Blak-blakan

196
ilustrasi

Beji | jurnaldepok.id
Pondok pesantren di Kecamatan Beji menyebut para terlapor yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada santrinya bukanlah seorang ustad.

Pimpinan pesantren, Ahmad Riyadh, mengatakan, ada tiga oknum guru dan satu santri aktif yang dilaporkan oleh kuasa hukum para korban.

“Empat terlapor itu satu berstatus santri, dan tiga guru. Dari tiga guru ini, satu masih berstatus aktif dan dia baru saja tabrakan. Jadi masih cuti sekitar dua bulan dan dua terlapor (guru) lainnya ini sudah tidak di kami,” ujarnya, kemarin.

Lebih lanjut menyoal dua guru yang sudah tak aktif di pesantren tersebut, Riyadh mengatakan mereka adalah relawan.

“Mereka sudah selesai pengabdiannya, dia itu semacam relawan, dia mengajar hadroh dan pramuka. Selebihnya kalau masalah kasus ini bukan wewenang kami, jadi kami tidak bisa memberikan lebih dari yang kami tidak ketahui,” paparnya.

Dikatakannya, dirinya menjawab apa adanya terhadap pertanyaan dari Polda. Dalam hal ini pihaknya mendukung proses yang dilakukan polisi.

“Tidak ada yang saya tutupin,”katanya.

Riyadh mengungkapkan, dugaan pencabulan santri oleh guru dan kakak kelas masih dalam tahap penyelidikan.

“Adapun masalah yang terjadi ini, prosesnya masih dalam tahap penyelidikan dan pihak Polda kemarin sudah datang ke kami sekira pukul 15.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB sore,” jelasnya.

Dikatakannya, pihak Polda menanyakan beberapa hal kepada dirinya.

“Mereka berpesan kami sedang memproses masalah ini, selebihnya bisa ditanyakan pada penyidik Polda Metro Jaya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, dirinya juga baru mengetahui kasus pencabulan ini pada sore hari kemarin.

“Jadi mereka datang kesini menanyakan pertama tentang laporan dari pihak pelapor, terus terang saya juga kemarin baru pulang dari Padang jam 11.00 WIB, kemudian Ashar bangun, kaget saya ada kasus terjadi,” tuturnya.

Ternyata, sambungnya, menurut berita laporan dari mereka bahwasanya ini sudah terjadi dugaan tindakan pelecehan seksual.

Lebih lanjut ia mengatakan, sehari sebelum petugas kepolisian mendatanginya kuasa hukum para korban telah lebih dulu datang. Dia menegaskan pihaknya mendukung segala proses penyelidikan dari kepolisian.

“Satu hari sebelumnya dari kuasa hukum mereka sudah datang, tapi karena kami masih dalam perjalanan jadi belum diberitahu ke kami,”katanya.

Sebelumnya, sejumlah santri di sebuah pesantren yang ada di Kecamatan Beji, Kota Depok, diduga menjadi korban pelecehan oleh oknum pengajar dan kakak kelas. n Aji Hendro

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here