
Jakarta | jurnaldepok.id
Pasangan calon wali-wakil wali kota Depok nomor urut 2, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono tampil garang di acara Debat Publik putaran terakhir yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok.
Beberapa ‘serangan’ pun yang selalu dilakukan pasangan Pradi-Afifah dicounter secara apik oleh Idris-Imam.
Bahkan, diakhir acara pasangan Idris-Imam menyajikan dua pantun yang dirasa membuat panas kuping paslon nomor urut satu itu.

Pertama pantun dilontarkan oleh Calon Wali Kota Depok, Mohammad Idris dan ini bunyinya
Malu Disuapin Pisang Kepok
Makannya di Sekitar Semanggi
Kalau Mau Menjadi Pemimpin Kota Depok
Kudunya Banyak Belajar Lagi
Pantun Idris itu kemudian disambung oleh Imam yang mengungkapkan bahwa kompetitornya baru ingin belajar menjadi pemimpin.
“Pakai minyak kayu putih saja tidak boleh coba-coba, apalagi menjadi pemimpin. Maka kami lah yang berpengalaman dan memiliki prestasi yang baik, mempunyai kapasitas dan kapabelitas. Maka Idris-Imam melengkapi di eksekutif dan di legislatif. In Sya Allah kami akan membangun Depok bersama warga,” ungkap Imam.
Di penghujung debat, Imam pun membacakan sebuah pantun yang juga menyayat hati bagi mereka yang merasakannya. Dan ini isi pantunnya
Makan Lobster di Cimahi
Makannya Pakai Sambel Terasi
Warga Depok Ojo Lali
Cobalah Idris Imam Selalu di Hati
Pantun tersebut seolah-olah menyinggung kasus OTT KPK yang baru saja terjadi terkait polemik ekspor benih lobster yang dilakukan seorang menteri dan berasal dari salah satu kader partai. n Rahmat Tarmuji

