


Margonda | jurnaldepok.id
Tidak bisa dipungkiri saat ini masyarakat menyambut gembira dengan dibukanya kembali semua aktifitas, terutama kegiatan perekonomian, yang sudah sekian bulan nyaris tidak bergerak.
Kegembiraan ini bahkan bisa dianggap sebagai euphoria. Ekonomi hidup kembali dari level atas sampai ke bawah dan di semua sektor.
Hal ini tentu sebagai kabar gembira karena tercipta lagi lapangan kerja dan pengangguran akan turun, daya beli masyarakat meningkat dan beban pemerintah akan semakin ringan.


“Tapi tetap harus waspada dan melaksanakan protokol kesehatan, dan Pemerintah harus mempelopori dan menjadi contohnya,” ujar Mahfudz Abdurrahman, Anggota Komisi VI DPR RI, Minggu (14/6).
Bendahara Umum DPP PKS itu juga mengapresiasi keberanian pemerintah yang membuka kembali semua aktifitas dan kegiatan di masyarakat, khususnya dalam pergerakan ekonomi.
“Semua pihak dan kalangan merespons dengan semangat. Tapi kita tidak boleh lupa dan lengah, ada potensi ancaman meningkat kembali positif Covid 19 di masyarakat. Karena sampai saat ini belum ada obat/vaksinnya, dan menjadi ancaman laten untuk kita semua,” paparnya.
Kedisiplan dan ketegasan, sambungnya, dalam menjalankan aturan yang sudah dibuat, harus menjadi kewajiban.
“Protokol kesehatan itu untuk kita sendiri manfaatnya, maka ia harus jadi kebutuhan, bukan hanya kewajiban,” jelasnya.
Dari itu, lanjutnya, jangan sampai pusat-pusat pergerakan ekonomi ini malah menjadi klaster baru penularan Virus Covid 19 di masyarakat.
“Tidak bisa dibayangkan kalau hal buruk itu terjadi, yang terjadi aktifitas ekonomi akan berhenti lagi dan dampak yang dihadapi semakin buruk untuk kita. Sekali lagi kuncinya di ketegasan, konsistensi dan disiplin menjalankan Protokol Kesehatan itu,” tukasnya.
Jika ketiga hal itu bisa dilaksanakan dengan baik, Mahfudz yakin masyarakat tidak akan mudah tertular virus Covid 19.
“Beberapa hari ini kita ketahui Bersama, tingkat penularan virus Covid 19 masih tinggi, terutama di kota-kota besar. Yang juga pusat pergerakan ekonomi, ini harus jadi warning untuk kita,” katanya.
Selanjutnya Mahfudz meminta pemerintah baik di pusat dan daerah harus menjadi pelopor dan teladan yang nyata dalam melaksanakan protokol kesehatan, mereka harus memberi contoh yang baik.
“Jangan malah sebaliknya atau dengan kata lain tidak melaksanakan protokol Kesehatan dengan benar. Dalam hal mengeluarkan kebijakan juga jangan malah menjadi hal yang sulit dilaksanakan, apalagi saling bertentangan antar unsur pemerintah, fokus utama adalah kesehatan. Kalau semua sudah aman, baru kita bisa bicara ekonomi, karena resiko yang kita hadapi sangat besar,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menilai, semua memahami dan mengerti aktifitas perekonomian yang ada sangat banyak dan beragam, tentu berbeda juga pemberlakukan protokol kesehatannya, dan memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.
Ia meminta semua dapat dilibatkan termasuk pemangku kepentingan (stake holder) terkait, agar kebijakan yang dihasilkan menjadi user friendly atau dengan kata lain kebijakan yang dibuat akan mudah diimplementasikan.
“Gerak ekonomi yang sudah mulai berjalan ini, diharapkan semakin hidup dan berkembang. Di saat yang bersamaan juga kita semua tetap sehat, ditandai dengan semakin menurunnya tingkat penularan Virus Covid 19. Sekali lagi saya sampaikan ini menjadi tanggungjawab kita semua, pada semua tingkatan, semua kalangan dan semua sektor tak terkecuali,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji

