Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Sebelum kejadian Sopir Bus PO Purnama Sari yang membawa kader Posyandu Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, mengatakan bus dalam kondisi baik.
Salah satu korban Muniroh menceritakan kepada adiknya Syamsudin jika sopir sempat berhenti dan turun mengecek kendaraannya.
“Kata kakak saya sebelum kecelakaan itu sopirnya sempat berhenti dan turun mengecek kondisi ban,” ujarnya.
Setelah mengecek kondisi ban, sang sopir pun menjelaskan pada penumpang bahwa semuanya baik-baik saja. Bus kembali melanjutkan perjalanan.
“Setelah 10 menit jalan, sopir turun cek kondisi ban, barulah terjadi kecelakaan hingga menewaskan tujuh kader posyandu Bojong Pondok Terong,” terangnya.
Atas peristiwa tersebut Muniroh harus mendapat beberapa jahitan penanganan medis.
“Kakak saya dijahit kaki kirinya bagian jempol, memar juga di pelipis, sama ada lecet-lecet. Sekarang lagi rontgent ini nunggu hasilnya,” terangnya.
Korban selamat dan luka ringan lainnya Suhaebah (50), warga RT 02/03 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung. Suhaebah mengalami dislokasi bahu kanan dan hanya bisa terbaring lemas di ranjang pasien.
“Ini yang sakit,” katanya.
Sementara itu suami Suhaebah, Ahmad menambahkan istrinya itu duduk tepat tiga kursi di belakang sopir Bus Pariwisata tersebut.
“Istri saya duduk di kursi ketiga belakang sopir,” ujarnya.
Ahmad mengetahui kabar bus rombongan yang ditumpangi istrinya kecelakaan pada Minggu (18/1/2020) sekira pukul 18.00 WIB.
Sang istri sempat bercerita ketika kejadian dirinya sempat terguling-guling di dalam bus.
“Jadi istri saya terguling-guling pas kecelakaan itu, sampai sempat pingsan. Dia sadar itu sudah di pinggir jalan,” beber Ahmad.
Ahmad pun sangat bersyukur, dirinya masih bisa berjumpa dengan istri tercintanya dari kecelakaan hebat yang menewaskan delapan orang tersebut.
“Alhamdulillah istri saya selamat walau luka-luka dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit,” pungkasnya.nCR-JD1
