DPRDHeadline

DPRD Nilai PPDB Tahun Ini Tidak Rapih

Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru tingkat SMA pada hari pertama dinilai tidak rapih. Carut marut PPDB terlihat dengan banyaknya antrian di sejumlah sekolah, seperti yang terjadi di SMAN 1 Depok Jalan Nusantara, Kecamatan Pancoran Mas.

Demikian dikatakan anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Tengku Farida Racmayanti saat meninjau pelaksanaan PPDB di SMA 1 Depok pada, Selasa (17/6).

“Saya datang ke lokasi SMAN1 Depok untuk melihat dan mengetahui langsung proses pelaksanaan PPDB. Saya dapat banyak keluhan dari warga,” terangnya.

Menurutnya, proses pendaftaran PPDB di Kota Depok saat ini terkesan memakan waktu yang lama. “Saya harap lebih ramah keluarga untuk pendaftarannya. Artinya proses ini tidak memakan waktu lama,” terangnya.

Meski begitu, diakui Farida, keterbatasan jumlah SMA dan SMK berstatus negeri di Depok menjadi kendala. Hal ini lantaran tidak semua kecamatan di kota tersebut memiliki sekolah SMA atau SMK negeri.

“Di Depok tidak bisa dinaikan jumlah SMA nya sehingga masih terbatas. Contohnya di Kecamatan Beji masih ada satu yang tidak punya SMA negeri,” ungkapnya.

Dengan kondisi seperti itu, Farida menilai menjadi wajar jika orangtua berbondong-bondong ke sekolah negeri untuk mendaftarkan anaknya. Umumnya mereka datang ke sekolah favorit..

“Sebaiknya Depok ini tidak dibuat satu zonasi. Saya lihat semua penjuru bisa ke SMAN 1 , SMAN 2 dan SMAN 3. Alangkah baiknya dibuat dua zonasi minimal, zonasi barat dan zonasi timur. Sehingga bisa terkonsolidasi, ” paparnya.

Dia mengatakan atas adanya penumpukan di kegiatan PPDB ini pihaknya akan berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat sehingga bisa ditemukan solusi dalam mengantisipasi membludaknya PPDB.

Farida juga menyarankan agar kedepannya pelaksanaan PPDB dibagi tiga lokasi seperti Timur, Barat dan Tengah sehingga tidak terjadi antrian yang panjang.

“Saya berharap pelaksanaan PPDB ini berjalan besih, terbuka sehingga anak didik yang ingin sekolah yang dituju bisa tercapai,” tutupnya.

Sementara itu Ketua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN 1 Depok, Subejo mengatakan, membludaknya antrean di SMAN 1 lantaran banyak orangtua yang tak mengetahui tata alur pendaftaran.

“Ini di uar dugaan membludaknya karena ada yang menginfokan zonasi itu siapa yang datang cepat dia yang diterima. Padahal keterima tidaknya dilihat dari jarak rumah ke sekolah,” ujarnya.

Ia bercerita, awal pendaftaran PPDB SMA ini sudah didatangi ratusan orang dari pukul 02.00 WIB untuk mengambil nomor antrean.

“Mereka datang pagi banget untuk membuat nomor antreannya sendiri bahkan ada yang nitip antrean,” ucapnya.

Subejo mengatakan, jumlah pendaftar yang membludak hari ini juga menjadi kendala bagi panitia. Sebab panitia PPDB SMAN 1 Depok pun terbatas.

“Harusnya satu orang bisa melayani 10 hingga 11 menit per satu orang, seandainya ada 500 pendaftar yang datang hari ini tidak mungkin diterima semua,” ujarnya.

Dirinya menuturkan pada pukul 13.00 WIB pendaftar hari ini sudah 250 orang. Padahal pendaftar dibatasi untuk 300 orang sampai jam 15.00 WIB.

“Jumlah kuota untuk zonasi murni 55 persen, 20 persen penerimaan siswa kurang mampu, 15 persen zonasi kombinasi (NEM dan zonasi) 5 pesen prestasi dan 5 persen perindahan,” ucapnya.

Dirinya berharap, orangtua yang belum memverifikasi hari ini dapat datang kembali esok hari.

“Yang belum antrean bisa besok lagi dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Tidak ada itu nomor antre, semua datang langsung mengante di pos satpam,” terangnya.nCR-JD1

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button