Kembangkan Pariwisata, Depok Harus Miliki RIPPDA

471
Suasana kegiatan Bimbingan Teknis Sinkronisasi Promosi Pariwisata di Pasar Asia Pasifik dan Amerika

Margonda | jurnaldepok.id
Dalam upaya memajukan bidang Seni, Budaya dan Pariwisata Pemerintah Kota Depok harus memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) untuk mengembangkan potensi kepariwisataan daerah.

Demikian dikatakan anggota Komisi X DPR RI, Ir Nuroji saat menghadiri kegiatan Bimbingan Teknis Sinkronisasi Promosi Pariwisata di Pasar Asia Pasifik dan Amerika di Hotel Safero, Jalan Margonda, Beji belum lama ini.

Dia mengatakan saat ini Pariwisata Depok belum jelas arahnya mau dibawa kemana dan itu menjadi pekerjaan rumah Pemkot Depok dalam upaya memajukan Pariwisata.

“RIPPDA akan memberikan arah kebijakan, strategi dan program yang perlu dilakukan para pemangku kepentingan terkait untuk mencapai visi dan misi pembangunan kepariwisataan.
Potensi kepariwisataan Kota Depok harus dikelola dan dikembangkan demi menunjang pembangunan daerah,” ujarnya.

Dia menyatakan, pembangunan bukan hanya mengutamakan kepentingan keuangan, tapi melihat sektor agama, budaya, pendidikan, lingkungan hidup serta ketenteraman dan ketertiban.

Adanya RIPPDA, kata dia, akan menjadi rujukan dan pedoman untuk pembangunan kepariwisataan di Kota

“Kedudukan RIPPDA sangat strategis dan komplementer serta salah satu komponen sistem perencanaan pembangunan daerah,” paparnya.

Nuroji mengatakan, dengan RIPPDA diharapkan mampu mendongkrak pariwisata di Kota Depok mengingat saat ini semua daerah berlomba-lomba menjadikan pariwisata potensi pengembangan pembangunan.

“Hal inilah yang perlu dibuatnya regulasi dan payung hukum yang jelas. Kawasan potensi wisata harus diperhatikan dengan baik agar dapat berjalan dengan lancar,” katanya.

Dia menambahkan, maju atau mundurnya keberlangsungan pariwisata bukan tergantung dari Kepala Dinasnya akan tetapi dari kemauan kepala daerahnya selaku CEO.

“Maju mundurnya pariwisata di suatu daerah kami rasa ada di tangan pemimpin wilayah, jika engak ada kemaua ya kami rasa pariwisata daerahnya tidak akan maju,”katanya.

Jika pimpinan wilayah seperti Walikota atau Bupatinya memiliki komitmen memajukan pariwisata, kata dia, maka bisa melakukan pengembangan pariwisata.

Dikatakannya, di Depok ada sekitar 23 Situ, dari 23 situ itu harus menjadi potensi utama di bidang pariwisata Kota Depok.
“Jangan semua 23 situ dijadikan potensi dan masukan Situ di Kota Depok dalam RIPPDA dengan regulasi yang ada dalam pengembangan sektor pariwisata,” ungkapnya.

Di lokasi sama Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Budaya Kota Depok, Wijayanto menambahkan pihaknya terus melakukan pengembangan pariwisata di Kota Depok.

“Kami terus lakukan pengembangan Pariwisata seperti destinasi wisata kota
tua dengan membangun gapura di jalan pemuda,” jelasnya.

Berbagai upaya sudah dilakukannya dalam pengembangan pariwisata di Kota Depok seperti menggandeng para komunitas komunitas di kota ini untuk memperkenalkan potensi pariwisata salah satunya wisata di Sungai Ciliwung dan wisata lainnya.

Di lokasi sama perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Dadang Djatmika sebagai Asdep Pengembangan Pariwisata menambahkan, pada tahun 2019 ini pihaknya menargetkan sekitar 20 juta wisatawan mancanegara untuk berwisata di Indonesia.

“Kami terus melakukan promosi Wonderful Indonesia ke sejumlah Negara agar potensi wisata Indonesia lebih dikenal lagi,”katanya.

Kementerian Pariwisata, sambungnya, siap membantu Pemkot Depok dalam upaya mengembangan pariwisata di Kota Depok sehingga perkembangan wisata Depok bisa bersaing dengan wilayah atau daerah lainnya. n CR1-JD

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here