


Margonda | jurnaldepok.id
Puluhan pelatih tari dari Sanggar Ayodya Pala mengikuti pelatihan tari tradisional dalam rangka peningkatan kualitas pelatih tari di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Depok.
“Ini kami lakukan untuk pengayaan dan pendalaman materi, ada tiga jenis tarian yang dibawakan sesuai dengan kebutuhan seperti Tari Zapin Fitrah, Tari Goyang Ngamprog dan Tari Lantai Putri,” ujar Budi Agustina, pendiri sekaligus Ketua Yayasan Ayodya Pala kepada Jurnal Depok, kemarin.
Ia mengatakan, ada sekitar 80 penari yang mengikuti peningkatan kualitas pelatih tari, mereka berasal dari wilayah Jabodetabek. Para pelatih tari yang mengikuti kegiatan tersebut tak lain masuk dalam kategori Ayodya Pala 1 (AP One) atau mereka yang telah mengikuti 14 semester.



“Ayodya Pala ini merupakan sanggar tari terbesar se Indonesia, kami sudah menjadi blue print untuk sanggar tari di nusantara. Kami berharap latihan secara rutin ini bisa menjamin kualitas dari para pelatih. Kami juga membuka kesempatan wawasan yang pada akhirnya memunculkan kreativitas,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa Indonesia sangat kaya akan budaya. Hal itu bisa dijadikan pasar tersendiri. Hingga saat ini, pihaknya masih mengandalkan iuran siswa tanpa ada bantuan apapun dari pihak pemerintah.
Ketua Litbang Ayodya Pala, Wulandari mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa program dalam waktu dekat ini sperti Hari Tari se Dunia di Solo pada 29 April, tari massal di DKI Jakarta, tari massal dalam rangka HUT Kota Depok dan persiapan unhtuk event misi budaya.
“Setiap tahun kami mengisi kegiatan itu, tahun lalu kami ke Spanyol dan tahun 2016 ke Athena. Prestasi sudah banyak sekali sejak 1980 baik nasional maupun internasional. Bahkan kami telah mengorbitkan beberapa artis yang merupakan alumni Ayodya Pala seperiti Nadia Vega, Erina dan Salsabila Bila Oktaria yang merupakan Miss Tourism and Culture di Myanmar. Ia menang kategori persentasi dan busana terbaik,” tandasnya.
Saat ini, kata dia, siswa Ayodya Pala mencapai 3.000 siswa yang terdiri dari 39 cabang di wilayah Jabodetabek. Dikatakannya, siswa Ayodya Pala yang telah menempuh semester 12 diseleksi untuk menjadi pelatih dari mulai materi pembenahan gerak, koreografi dan pendidikan etika.
“Kami didik mereka sebagi calon pelatih yang nantinya bisa mendidik di beberapa cabang Ayodya Pala. Jadi, lulusan Ayodya Pala tidak akan rugi dan tidak akan menganggur setelah keluar dari sanggar. Mereka bisa mendapatkan financial dari hasil melatih dan menari dari beberapa event pementasan,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji

