


Beji | jurnaldepok.id
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, kabar duka mengejutkan warga Kota Depok. Di mana, salah seorang tokoh dan politisi asli Depok, H Naming D Bothin dipanggil sang pencipta. Sontak, berita duka itu membuat seluruh kalangan dan elemen masyarakat berduka.
Anak almarhum yakni Nina Suzana mengungkapkan, bahwa ayahnya wafat di usia 72 tahun. Dikatakan Nina, ayahnya telah lama menderita sakit jantung dan parahnya sejak empat bulan belakangan.
“Bapak sosok yang demokratis di dalam keluarga, kami diberikan kebebasan namun harus tetap dipertanggungjawabkan. Tidak ada pesan apapun, itulah yang membuat kami sekeluarga kaget. Ia juga selalu berpesan kepada kami agar amanah dalam menjalankan tugas dan jangan macam-macam di masyarakat,” ujar Nina kepada Jurnal Depok, Senin (11/9).


Nina yang juga menjabat sebagai Kepala BKD Kota Depok mengungkapkan, di masa sakitnya pun ayahnya masih sempat memikirkan kondisi partai nya.
“Ayah saya masih sempat memikirkan kondisi partainya, kata dia kok makin ribet aja ya kondisinya khususnya di Depok. Namun saya katakan, sudah jangan mikirin partai, yang penting pikirin diri sendiri supaya sehat,” paparnya.
Wafatnya politisi Partai Golkar yang akrab disapa Wan Naming itu, tentu meninggalkan duka. Tak hanya keluarga, para pejabat, politisi dan mantan pejabat pun ikut merasakan duka yang mendalam.
“Almarhum memiliki sikap dan sifat keterbukaan, serta keterusterangan almarhum, boleh dikatakan blak-blakan. Kalau dia bilang tak suka ya tak suka, begitu juga sebaliknya, nah ini jarang dimiliki oleh orang per orang, terutama politisi,” ungkap Walikota Depok, Mohammad Idris.
Dikatakan Idris, kontribusi almarhum sangat besar untuk membangun Depok. Sebelum menjadi Anggota dan Ketua DPRD, almarhum sempat menjadi kepala desa. Di mana, saat Depok menjadi kecamatan cakupannya sangat besar.
“Bisa dipastikan banyak kontribusi pembangunan yang ditorehkan oleh almarhum sejak masih bergabung dengan Pemkab Bogor,” katanya.
Di bidang politik, Idris juga pernah mendapatkan masukan-masukan berharga dari almarhum terkait dengan pemerintahan. Di mana, saat itu almarhum pernah berdiskusi kepada dirinya terkait beberapa kebijakan.
“Yang saya ingat betul saat itu terkait kebijakan larangan merokok di DKI Jakarta. Di mana kata almarhum harus berhati-hati dalam setiap kali mengeluarkan kebijakan, karena apa yang diterapkan di DKI Jakarta belum tentu cocok di Depok,” terangnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Wakil Walikota, Pradi Supriatna. Dikatakan Pradi, begitu banyak jasa-jasa yang telah ditorehkan oleh almarhum baik di dunia politik, sosial, pembangunan hingga kemasyarakatan.
“Almarhum luar biasa dan sosok yang sulit dicari tandingannya. Almarhum merupakan inspirasi untuk warga Depok termasuk saya. Almarhum sangat piawai dalam membangun hubungan emosional dengan masayarakat,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa almarhum juga seorang sosok yang sering menjadi jembatan setiap kali ada persoalan di Depok.
“Kalau di tingkat nasional memiliki pahlawan nasional, kami rasa boleh lah nama almarhum dijadikan sebuah nama jalan atau gedung, nanti dilihat nomenklaturnya seperti apa. Itu sebagai bentuk penghargaan kepada almarhum,” jelasnya.
Nama H Naming D Bothin makin bersinar setelah ia terjun ke dunia politik. Tak heran, almarhum pernah menduduki Wakil Ketua DPRD Depok periode 1999-2004, Ketua DPRD Depok periode 2004-2009 dan Wakil Ketua DPRD periode 2009-2014. Almarhum meninggalkan 11 orang anak dan 27 cucu.
Selamat jalan Wan Naming, semoga khusnul khotimah dan ditempatkan di syurganya Allah SWT, amin. n Rahmat Tarmuji

