


Laporan: Nur Komalasari
Dunia International dibuat terpukau dengan karya anak bangsa. Kali ini kegagahan Sang Merah Putih berhasil dikibarkan di Ajang Kompetisi Robotik Tingkat International di Amerika Serikat pada Juli lalu. Sekelompok siswa-siswa sekolah Madrasah Techno Natura asal Depok ini lah dengan karya robot pembersih sampah berhasil sabet juara kedua dalam perhelatan akbar tersebut.
Para siswa cerdas yang mencuri perhatian mata dunia tersebut antara lain Azeezz Maree, Ahmad Hisham Wahono dan Andhika Ali Prayama. Tiga dari tujuh siswa itu tidak percaya karena telah berhasil menyisihkan 157 negara dan mendapatkan juara kedua kategori robot paling inovatif.
“Ya kaget juga ya. Kami cukup percaya diri dengan karya ini. Tapi tidak menyangka saja karena robot dari negara-negara lain hebat semua,” ujar salah satu siswa Ahmad Hisham Wahono di sekolahnya yang berlokasi di Jalan Raya RTM, Cimanggis.


Ia menceritakan selama kurun waktu tiga bulan dirinya bersama teman-teman berpikir untuk merancang robot yang akan dilombakan.
“Robot ini diberi nama WoWi. Robot kami konsepnya seperti tank. Dia menembakan bola yang disimulasikan sebagai air bersih dengan bola biru dan air kotor disimbolkan dengan bola orange. Kemudian robot memasukan bola-bola itu ke gawangnya masing-masing,” paparnya.
Butuh waktu sekitar tiga bulan bagi Tim nya mempersiapkan dan merancang WoWi. Mereka mengaku jika komponen dan barang yang dikirim panitia merupakan barang baru sehingga mereka memutuskan melakukan research terlebih dahulu sebelum merancang robot.
“Sekitar 2,5 bulan kami research, sisa waktu kami rancang. Kesulitan dalam proses pembuatannnya karena kami dibagi tiga kelompok maka harus sama-sama menyatukan persepsi dan mengkomunikasikan itu,” jelasnya.
Terpilihnya WoWi sebagai pemenang kedua robot paling inovatif lantaran robot tersebut memiliki fiture berbeda dibandingkan robot dari negara lain.
“Robot kami memiliki dua spesial fiture yang tidak dimiliki negara lain. Pertama robot kami tahu lokasinya saat dia berada di lapangan. Kedua dia bisa otomatis mendeteksi bola yang akan ditembakan,” ungkapnya.
Pencapaian dan hasil kerja keras Hisham ternyata membuahkan hasil. Dia dan teman-teman nya juga harus begadang agar menghasilkan robot yang bagus sehingga dapat memukau negara lain ketika bertanding.
“Alhamdulillah kami berhasil bawa perak ke Indonesia dan ini kado kemerdekaan juga untuk Indonesia. Pesan nya bagi anak muda agar terus berkarya , jangan cepat puas. Kemudian untuk pemerintah agar terus mendukung kami, anak muda,” tutupnya.
Sementara itu Kepala Sekolah Madrasah International Techno Natura Tras Rustamaji menambahkan jika sekolahnya terpilih mewakili Indonesia lantaran prestasi yang pernah diraih sebelumnya.
“Tahun 2010 kami meraih juara pertama tingkat nasional dalam Kompetisi INAICTA. Melihat hal itu, Kedubes Amerika Serikat merekomendasikan kami ke panitia. Kemudian kami dihubungi panitia dan siap untuk bertanding,” terangnya.
Oleh panitia, lanjut Rustam, pihaknya diminta untuk membuat satu robot dari komponen yang diberikan.
“Kami diberikan satu paket isinya komponen-komponen. Jumlah komponennya terbatas, dari itu kita diminta merancang robot berdasarkan persyaratan yang sudah dibuat. Kami tidak boleh asal desain dan tak boleh menggunakan komponen lain diluar boks tadi. Jadi disini kami ditantang kreativitas nya,” jelasnya.
Dirinya menambahkan ketika itu panitia meminta Tim agar merancang robot untuk bisa memisahkan air bersih dengan air kotor.
“Air bersih disimulasikan dalam bentuk bola biru dan air kotor dalam bentuk bola orange. Jadi robot kami diminta untuk mengenali bola itu dan memisahkan air kotor dengan air robot,” tambah Rustam.
Pencapaian yang berhasil diraih tentu tidak pernah disangka pihaknya. Meski demikian sejak terpilih mewakili Indonesia, pihaknya berupaya optimal membuat robot yang paling bagus.
“Kami tentu nggak nyangka bisa menang dan berhasil dapat perak. Anak-anak merasa sangat senang sekali ketika diumumkan nama tim nya dan naik ke podium. Mereka telah bekerja keras dan sempat menginap selama 8 hari,” katanya.
Menurutnya ke depan pemerintah harus memasukan kreativitas dalam kurikulum pendidikan. Diketahui saat ini kurikulum yang ada baru sebatas knowledge namun porsi kreativitas nya sedikit.
“Kami percaya yang dibutuhkan siswa di abad ini adalah kreativitas. Negara yang survive adalah negara yang kreatif. Melalui lomba ini siswa dilatih kreativitasnya, diberi tantangan untuk berpikir kreatif. Alhamdulillah penghargaan dari Pemkot Depok di hari anak nasional kemarin siswa kami terpilih menjadi siswa berprestasi,” pungkasnya.nNur Komalasari

