Pendaki Depok Tewas Di Semeru

241

foto-a-beritanya-yg-hl-ilustrasi

Keluarga Sahat M Pasaribu (23) tak percaya atas kepergian Sahat yang meninggal saat mendaki Gunung Semeru, Jawa Timur, Sabtu (9/10).

Beberapa firasat dialami Kakak Sahat, Antonius M Pasaribu.
Antonius mengatakan, pendakian Sahat ke gunung tertinggi di tanah Jawa itu diakui sudah mendapatkan izin dari keluarga. Kemudian Sahat pamit dari rumahnya di Kampung Sindangkarsa, RT 05/07, Sukamaju Baru, Tapos, Kota Depok, pada Selasa (4/10).

“Ketika itu, Sahat seneng banget. Setiap hari sebelum berangkat keliatan bangga mau naik Gunung Semeru,” ujar Antonius.

Dirinya menjelaskan bahwa beberapa firasat dialami dirinya, seperti selalu muncul bayangan Sahat saat tidur dan Antonius selalu ingin mengenakan jaket milik Sahat.

“Sehari sebelum Sahat berangkat, saya tidur bareng. Jadi setiap tidur, berasa ada Sahat di samping saya. Kalau saya kerja juga, selalu pengen pake jaket dia,” kata Anton, sambil menahan haru.

Dia menambahkan korban awalnya mengeluh masuk angin dan selanjutnya beberapa kali muntah-muntah saat mendaki ke Gunung Semeru.

Sahat berangkat bersama rombongan yang totalnya ada 13 orang. Mereka berangkat dari Ranupani pada Rabu 5 Oktober 2016, pukul 16.00 WIB, dan tiba di Ranukumbolo pukul 21.30 WIB.

Pada Jumat (8/10)  kondisi korban terlihat semakin parah dan nafasnya mulai serak seperti lendir di pernafasan. Badan panas, kepala pusing, serta tidak bisa diajak komunikasi. Pada Sabtu (9/10) nafas korban tiba-tiba terhenti. Tim evakuasi lalu mengecek denyut jantung dan nadi, tapi tidak ada.

Kepergian Sahat M Pasaribu tersebut rupanya meninggalkan kesedihan yang begitu mendalam. Tak hanya dari kalanhan keluarga, rekan dan sahabatnya pun membanjiri akun Instagram @sahat.pasaribu dengan memanjatkan doa terbaik bagi Sahat.

Bahkan, sebagian dari mereka masih tak percaya dengan kepergian pegawai Hypermart Cinere Depok itu.

Tidak itu saja, pada postingan terakhirnya 1 Oktober 2016 lalu, Sahat mengunggah foto bersama teman-temannya yang dinamakan RMNC Adventure saat sedang mendaki salah satu gunung di ketinggian 3078 Mdpl.
Yang bikin terharu rekan-rekannya adalah kata-kata yang disisipkan dalam foto tersebut.

“Bagiku menyayangi teman bukan berarti aku memanjakannya. Jika mereka berbuat salah, aku pasti akan mengingatkannya. Walaupun itu membuatnya marah. Welcome oktober,” tulis Sahat.

Foto tersebut langsung dibanjiri komentar sejak dua hari terakhir. Akun Instagram @agusbiyan misalnya. Ia mengaku masih tak menyangka atas kepergian Sahat. “Berasa masih ga nyangka yak. Itu kalimat dia terakhir, terharu sumpah,” tulis @agusbiyan.

Komentar lain datang dari akun @virnandaaguslina. Ia berkomentar bahwa apa yang ditulis Sahat dalam unggahan terakhirnya itu tidak biasa. “Selamat jalan Sahat. Sedih Hat sedih banget. Tumben banget update-annya panjang. Nandain banget sih Hat. Kita semua kehilangan lu. Semoga tenang ya Sahat,” tulis dia.

Seperti diketahui, Sahat M Pasaribu meninggal saat pendakian di Gunung Semeru, Jawa Timur, Sabtu (9/10). Diduga Sahat sakit saat mendaki. Tewasnya Sahat menambah daftar panjang pendaki yang gugur di gunung tertinggi di tanah Jawa itu. Sebelumnya, pada 3 Oktober 2016, Chandra Hasan, pendaki gunung dari Cakung, Jakarta Timur, juga meninggal saat mendaki Gunung Semeru. Chandra juga diduga sakit saat perjalanan menuju puncak Semeru.

Sepanjang 2016, ada juga pendaki asal Pekalongan, Jawa Tengah, Ziman Arofik, juga meninggal karena sakit pada 13 September lalu. Selain itu, pendaki asal Swiss Lionel du Creux, hingga kini juga belum ditemukan setelah dilaporkan hilang pada 7 Juni lalu.

Jenazah Sahat sendiri sudah tiba di RS Sentra Medika Cibinong, Minggu (10/10). Sahat dimakamkan di TPU Kalimulya, Cilodong, Kota Depok pada Senin (11/10).

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here