
Saatinimasyarakattidakakanpernahmendengarlagiucapankaryawan minimarket yang menawarkanpenggunaankantungplastikakandikenakanbiaya Rp200. Hal tersebutdikarenakanAsosiasiPengusahaRitel Indonesia (Aprindo) bersamaKementerianLingkunganHidup (KLH) secararesmitelahmemberhentikan program ujicobatersebut.
Berdasarkanpantauan, dua minimarket tersebut di kawasanCimanggissudahtidakadalagipapaninformasi yang biasanyamengingatkankonsumenuntukmengurangipemakaianplastiksertasetiapbelanja yang menggunakanplastikdikenaibiayatambahan Rp200.
Yanti (29) karyawanAlfamart di kawasan RTM KelapaDua, membenarkanhaltersebut.
“Iyasudahtidakberlakulagi (kebijakanplastikberbayar).Sudahdicabutmulaitanggal 1 Oktoberkemarin,” ujarnya.


Sementaraitu, salahseorangwargaSukmajaya, AyuPutri (28), mengakubelummengetahuijika program plastikberbayarsudahtidakdiberlakukanlagi.”Belumtahu.Ya, belanjasepertibiasasaja.Soalnyakalautidakpakaikantungplastikbawabelanjaannya repot. Bayar atautidakbayarsaya rasa gaterlaluterpengaruh,” tutupnya.
SementaraituWakilWalikotaDepok, PradiSupriatna, menilaibahwa program plastikberbayar yang diujicobaolehAsosiasiPengusahaRitel Indonesia (Aprindo) danKementerianLingkunganHidupkurangefektif.PradimengatakankonsumsiplastikwargaDepokmasihtinggi.
“Ya, plastikberbayarsudahtidakberlakulagi.Sudahdicabutolehpusat.Saya rasa kurangefektif,” kata Pradi.
Dirinyamengatakandicabutnya program plastikberbayarharuskembalidicarikan formula lain untukmenekankonsumsiplastik di masyarakat.Dalamsehari Kota Depokmemproduksi 1.200 ton sampah.Dari jumlahitutidaksedikitsampah yang merupakanplastik.
“Sebenarnyaniatdari program inisangatmuliayaitumembiasakanmasyarakatuntuktidaktergantungdenganplastiksaatberbelanja.Tapisayangnyawargabelumterbiasa.Harusada formula lain. Nanti di tingkatkotaakandirumuskandengandinasterkait,” ujarnya.
Meskikebijakantersebutsudahtidakberlaku, iamengimbaukepadawarganyauntuktetapmengurangikonsumsiplastik. “Kalauberbelanjabawatasbelanjadarirumah yang bisadipakaidalamwaktupanjang.Pokoknyasebisamungkindikurangi,”

