

Beji | Jurnal Depok
Wakil Presiden RI yang keenam, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno mengatakan di era modern saat ini, dimana arus globalisasi terus masuk ke tanah air, para warga Indonesia diharapkan terus merapatkan barisan. Hal tersebut diungkapkannya dalam acara bedah buku yang berjudul Jati Diri, Doktrin dan strategi TNI dengan penulis buku Marsekal Muda TNI (Purn) Teddy Rusdy.
“Tradisi Indonesia bertumpu pada asas kekeluargaan, gotong royong untuk itu jangan lupakan jasa pejuang,” tuturnya kemarin.
Menurutnya semua profesi mulai dari politisi, ekonom, dosen, guru dan juga wartawan adalah pejuang. “Semua profesi insya Allah pejuang dan jika semua bersatu, tidak ada perpecahan. Tumbuhkan solidaritas nasionalisme dalam diri. Seorang pejuang jika kalah akan muncul jiwa pejuang,” paparnya.

Dirinya menjelaskan TNI merupakan buatan rakyat. “Dulu ada doktrin Hankamrata (Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta) itu tugas TNI saja, namun bisa bayangkan jumlah personel TNI di negara ini ada berapa untuk mengamankan seluruh rakyat Indonesia. Hankamrata artinya yang pertahankan bangsa ya rakyat Indonesia sendiri,” jelas Try.
Ia memaparkan jika saat ini Indonesia dihadapi oleh perang modern. Perang modern ini sasarannya luas. Tentara saat ini menghadapi semua aspek.
“Hankamrata itu semua punya kewajiban mempertahankan bangsanya. Jangan coba-coba pisahkan tentara dengan rakyat, ” tandasnya.
Tokoh lain yang turut hadir dan menjadi pembicara dalam launching buku tersebut adalah Ketua Front Nasional Letjen Marinir TNI (Purn) Suharto mengatakan TNI bagian dari rakyat. “Jadi keliru jika tempatkan tentara di luar rakyat. Pertanyaannya sekarang apakah kita masih berdaulat di bidang ekonomi sementara semua tambang dikuasai asing?Banyak yang harus diperbaiki bangsa ini tapi bukan berarti harus dijual asetnya,” ucapnya.
Ia mencontohkan negara Korea saja yang tidak memiliki kekayaan melimpah seperti Indonesia namun mampu menahan gempuran dari asing. “Itu karena Korea punya nasionalisme
Harusnya itu kita juga miliiki. Intisari jati diri TNI adalah tentara rakyat, pejuang yang diikat nasionalisme,” pungkasnya.
Sementara itu Marsekal Muda TNI (Purn) Teddy Rusdy dalam bukunya yang berjudul Jati Diri, Doktrin dan Strategi TNI mengatakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menjadikan dunia lebih transparan dengan lalu lintas informasi tanpa batas. Menjadikan tantangan masa depan yang semakin kompleks dan dinamis.
“Era globalisasi tujuan akhirnya adalah terbentuknya masyarakat global dan kalau bangsa Indonesia tidak tangguh layaknya bangsa pejuang maka akan terseret kehilangan jati dirinya. Untuk menjadi NKRI yang merdeka, berdaulat dan adil berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 langkah modal awalnya adalah pelihara jati diri bangsa Indonesia. Untuk TNI menjadi tentara nasional bukan berarti melepaskan fitrahnya sebagai tentara rakyat dan jiwanya sebagai tentara pejuang,” tutupnya.

